Maret 15, 2025

Diskusi Memperkuat Toleransi Umat Islam dan Kristen di Kecamatan Petarukan

0

By Redaksi, 05 November 2024

Pemalang, Tnipolrinews.com | Diskusi yang berlangsung damai antara perwakilan umat Islam dan Kristen diselenggarakan oleh Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB). Diadakan di Pendopo Kecamatan Petarukan pada, 5-11-2024.

Hadir Pejabat Forkopinca Petarukan dan jajaranya dan perwakilan umat Islam dan Kristen dalam Fokum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Pemalang, sebanyak 18 orang.

Pendeta Kasnadi menyampaikan bahwa Pemerintah dalam meminimalisir ketegangan antara pemeluk Agama Krinten dengan Agama Islam, belum maksimal.

Masih terjadi jenasah beragama Kristen ditolak pemakamanya di desa tertentu oleh warga yang termasuk Kecamatan Petarukan.

“Melalui diskusi ini, ke depanya tidak terjadi hal serupa,” ujarnya.

Disampaikan oleh Hendra selaku tokoh masyarakat bahwa mengubur jenasah karena beragama Kristen, sampai dipermasalahkan. Itu bukti bahwa toleransi antar umat beragama semakin memudar di tengah masyarakat.

“Sejak jaman Kerajaan Majapait, toleransi yang sudah terbangun ini selalu mendapat gangguan dari pihak-pihak tertentu yang tujuanya meruntuhkan semboyan Bhineka Tunggal Ika,” ungkapnya.

Dalam kesempatan yang sama, Harto selaku perwakilan dari Umat Kristen menyampaikan bahwa tata tentrem karta raharjo akan bisa tercapai jika toleransi makin kuat.

“Menanggapi Pendeta Kasnadi bahwa kasus pemakaman jenasah karena beda agama lalu ditolak, timbul karena gagalnya komunikasi antar tokoh beragama. Seharusnya pertemuan-pertemuan seperti ini lebih sering diadakan,” paparnya.

Seorang Kiai yang mewakili Umat Islam di Kecamatan Petarukan, menegaskan bahwa dalam agamanya tidak mengajarkan kebencian pada agama lain.

“Rohmaatan liil alaamiin itulah pedoman agama kami. Setelah diskusi ini, saya yang akan ke desa tersebut, agar tidak mengulangi perbutana penolakan pemakaman jenasah, dari agama apa pun,” ujarnya.

Diskusi ditutup oleh sambutan Sekretaris Kecamatan Petarukan, Riyanto. Menyampaikan bahwa pada dasarnya, semua pemeluk agama yang ada di desa seluruh Kecamatan Petarukan, mengharapkan tercipta toleransi bergaama yang sebenarnya bukan hanya semboyan. Terlepas dari perpedaan sudut pandang agama masing-masing.

“Mulai hari ini, kita belajar lilo legowo menerima perbedaan di masyarakat. Karena dari perbedaan itu kita jadi bersatu dan kuat dalam mempertahan Negara Kesatuan Republik Indonesia,” paparnya.

(Kustajianto)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *