Sosialisasi Puisi Pemalangan dan Baca Puisi Politik di Gedung Dewan
Pemalang, tnipolrinews.com. Diskusi dalam Acara Arisan Sastra ke-15 yang diselenggarakan oleh Komite Sastra Dewan Kesenian Daerah (DKD) Pemalang. Digelar di Halaman Kantor Badan Kesbangpol Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, pada Hari Minggu pukul 15.00 Wib, 6-7-2025.
Diskusi dibuka oleh Kustajianto selaku Ketua Komite Sastra Dewan Kesenian Daerah Pemalang. Moderator diserahkan kepada Dr. Tri Mulyono sedangkan narasumber Puisi Pemalangan oleh Rust Gaok (Rustono, S.Pd). Nara sumber baca puisi bertema politik, Bambang Mugiarto (BM).
Menurut Tri Mulyono selaku dosen UPS Tegal, bahwa Warga Tegal sampai bersembogan, jika ingin jadi Bupati atau Walikota Tegal, harus dekat dengan seniman.
Meskipun di Pemalang, lanjut Doktor Tri tidak harus seperti semboyan Warga Tegal, setidaknya seniman Pemalang punya semangat sama dengan seniman Tegal.
“Buku terbitan kedua kumpulan puisi ‘Di Taman Patih Sampun’ jadi tonggak kebangkitan penulis di Pemalang,” ungkapnya sambil menunjukan buku tersebut.
Rust Gaok (Rustono, S.Pd) menyampaikan bahwa sore ini bukan waktunya membahas proses puisi pemalangan. Karena sudah lama berproses.
Saat ini sudah waktunya sosialisasi kepada para pelajar dan masyatakat. Suka tidak suka harus mengetahui keberadaan budaya sastra, terutama puisi dengan ciri khas Pemalang Timur, Pemalang Tengah (kota) dan Pemalang Selatan.
Lanjut Rust Gaok bahwa usulan teman-teman untuk membuat Kamus Bahasa Pemalang, merasa tidak mampu meskipun berapa biayanya.
“Kalau tiap acara Arisan Sastra mengumpulkan kosa kata di daerah masing-masing, saya siap mengumpulkanya,” paparnya.
Bambang Mugiarto selaku tokoh masyarakat dan wartawan senior menyampaikan bahwa jumlah seniman tidak harus banyak, apalagi dalam rangka menjaring siapa-siapa yang benar benar berkarya.
Akhirnya akan kelihatan, lanjut BM siapa-siapa yang ingin meningkatkan potensi seninya dan ingin membangun Pemalang. Jangan sampai organisasi seniman dipimpin oleh orang yang bukan seniman.
Untuk menggairahkan sastra, di Pemalang banyak cara. Tulis puisi bertema politik dan bacakan di depan Gedung DPRD Pemalang yang terlalu mewah dibanding gedung instansi lainya.
“Berikan aku sepuluh sastrawan, maka akan kubangkitkan sastra seluruh Kabupaten Pemalang,” tegasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Bagus Sutopo selaku Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Poltik Kabupaten Pemalang, siap membantu kegiatan saatra di Pemalang.
“Sebenarnya banyak seniman berpotensi di Pemalang, tetapi masih mendahulukan ego sendiri-sendiri. Semoga ke depanya bisa kompak,” harapnya.
Kesimpulan diskusi dalam Arisan Sastra pada Minggu Sore tanggal 6 Juli 2025 adalah:
1. Tiap Kamis Kliwon membaca puisi di depan Kantor DPRD Pemalang.
2. Membukukan puisi tema politik.
3. Sosialisasi Puisi Pemalangan dan membukukan.
(Prawira Sasmita)