September 10, 2025

Festival Anak Surabaya 2025, Luka Hari Ini Adalah Luka Masa Depan

0

Surabaya, Tnipolrinews.com |

7 September 2025 Ratusan pemuda di Surabaya secara sukarela bersama Komunitas Wepose Indonesia sukses menggelar Festival Anak Surabaya 2025 di Lagoon Avenue Mall Surabaya, Minggu (7/9) dengan mendatangkan lebih dari 300 anak dari sejumlah kawasan marginal di Kota Surabaya.

Mengusung tema Luka Anak Hari Ini, Luka Bangsa Esok Hari, Stop Kekerasan Anak, acara ini menyoroti pentingnya perlindungan hak anak sekaligus menegaskan kontribusi nyata generasi muda dalam mengkampanyekan isu sosial.

Festival ini menghadirkan anak-anak marginal sebagai partisipan utama acara dengan memberikan mereka ruang yang aman dan nyaman dalam berekspresi, mengembangkan bakat, sekaligus mendapatkan apresiasi sebagai implementasi hak dasar anak yang diwujudkan dalam rangkaian kegiatan meliputi Deklarasi Hak Anak, penyerahan beasiswa bagi anak binaan, pentas seni di panggung aksi, pesan motivasi, hingga permainan interaktif.

Seluruh aktivitas ini dirancang untuk menegaskan kembali bahwa anak berhak untuk merasakan kehidupan dalam lingkungan yang aman, nyaman, serta mendukung.
Kontribusi pemuda juga menjadi salah satu sorotan utama dalam agenda ini. Lebih dari 200 relawan terlibat secara aktif mulai dari persiapan hingga pelaksanaan acara, membuktikan bahwa kepedulian sosial di kalangan generasi muda masih sangat tinggi.

Kehadiran mereka memperlihatkan bahwa isu perlindungan anak bukan hanya urusan pemerintah atau organisasi tertentu, melainkan tanggung jawab bersama yang bisa dimulai dari langkah kecil kepedulian.

Dalam kesempatan tersebut, dr. Michael Leksodimulyo, MBA, M.Kes. selaku anggota DPRD Kota Surabaya sekaligus dokter sukarelawan bagi masyarakat marginal turut memberikan motivasi kepada anak-anak binaan. Tidak ada anak-Ratusan Pemuda Bawa Isu Perlindungan Anak Lewat Campaign STOP KEKERASAN PADA ANAK di Panggung Festival Anak Surabaya 2025
Surabaya, 7 September 2025 Ratusan pemuda di Surabaya secara sukarela bersama Komunitas Wepose Indonesia sukses menggelar Festival Anak Surabaya 2025 di Lagoon Avenue Mall Surabaya, Minggu (7/9) dengan mendatangkan lebih dari 300 anak dari sejumlah kawasan marginal di Kota Surabaya. Mengusung tema Luka Anak Hari Ini, Luka Bangsa Esok Hari, Stop Kekerasan Anak, acara ini menyoroti pentingnya perlindungan hak anak sekaligus menegaskan kontribusi nyata generasi muda dalam mengkampanyekan isu sosial.
Festival ini menghadirkan anak-anak marginal sebagai partisipan utama acara dengan memberikan mereka ruang yang aman dan nyaman dalam berekspresi, mengembangkan bakat, sekaligus mendapatkan apresiasi sebagai implementasi hak dasar anak yang diwujudkan dalam rangkaian kegiatan meliputi Deklarasi Hak Anak, penyerahan beasiswa bagi anak binaan, pentas seni di panggung aksi, pesan motivasi, hingga permainan interaktif. Seluruh aktivitas ini dirancang untuk menegaskan kembali bahwa anak berhak untuk merasakan kehidupan dalam lingkungan yang aman, nyaman, serta mendukung.
Kontribusi pemuda juga menjadi salah satu sorotan utama dalam agenda ini. Lebih dari 200 relawan terlibat secara aktif mulai dari persiapan hingga pelaksanaan acara, membuktikan bahwa kepedulian sosial di kalangan generasi muda masih sangat tinggi. Kehadiran mereka memperlihatkan bahwa isu perlindungan anak bukan hanya urusan pemerintah atau organisasi tertentu, melainkan tanggung jawab bersama yang bisa dimulai dari langkah kecil kepedulian.
Dalam kesempatan tersebut, dr. Michael Leksodimulyo, MBA, M.Kes. selaku anggota DPRD Kota Surabaya sekaligus dokter sukarelawan bagi masyarakat marginal turut memberikan motivasi kepada anak-anak binaan.

Tidak ada anak-anak yang tidak hebat.

 

Semua hak nya sama, semuanya hebat, dan semuanya bisa sukses sesuai perjuangannya masing-masing, tegasnya. Pesan tersebut menjadi penguat bahwa setiap anak, tanpa terkecuali, memiliki potensi besar jika diberikan kesempatan yang setara.

Sementara itu, Tabitha N. Christy, Founder Wepose Indonesia, menekankan bahwa keberhasilan festival ini tidak lepas dari kolaborasi pemuda. Festival Anak Surabaya 2025 membuktikan masih banyak pemuda hebat yang peduli akan masalah di sekitarnya. Karena pada akhirnya, manusia terbaik adalah mereka yang memberi manfaat bagi sesamanya, ungkapnya.

Semua hak nya sama, semuanya hebat, dan semuanya bisa sukses sesuai perjuangannya masing-masing, tegasnya. Pesan tersebut menjadi penguat bahwa setiap anak, tanpa terkecuali, memiliki potensi besar jika diberikan kesempatan yang setara. Sementara itu, Tabitha N. Christy, Founder Wepose Indonesia, menekankan bahwa keberhasilan festival ini tidak lepas dari kolaborasi pemuda. Festival Anak Surabaya 2025 membuktikan masih banyak pemuda hebat yang peduli akan masalah di sekitarnya. Karena pada akhirnya, manusia terbaik adalah mereka yang memberi manfaat bagi sesamanya, ungkapnya.

Melalui Festival Anak Surabaya 2025, Wepose Indonesia ingin mengingatkan kembali bahwa hak anak adalah hak dasar yang harus dijamin tanpa terkecuali. Anak-anak marginal, dengan segala keterbatasannya, tetap berhak atas perlindungan, pendidikan, kesehatan, dan kesempatan untuk berkembang.

Dengan semangat kolaborasi, acara ini diharapkan mampu menjadi inspirasi bagi masyarakat luas untuk terus menjaga, melindungi, dan menghargai setiap anak sebagai generasi penerus bangsa.

Dalam kesempatan yang sama, kegiatan yang juga dihadiri Syaiful Bachri selaku ketua Komnas Perlindungan Anak Kota Surabaya. Kak Iful,menyampaikan apresiasi dan penghargaan kepada Wepose Indonesia terutama peran Sdri Tabitha N. Christy selaku Founder. Saatnya yang muda yang peduli terhadap masa depan Indonesia, karena “luka hari ini adalah luka masa depan Indonesia”.

Besar harapan Komnas Anak untuk munculnya sinergi sinergi anak muda dalam perlindungan anak, saat ini bukan saatnya kerja superman tapi superteam. Jalin jejaring untuk bangun bersama negeri ini. Karena Anak Hebat Indonesia Hebat untuk Generasi Emas Indonesia 2045, pungkasnya.

Jurnalis Triwono.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *