Desember 22, 2025

Hati-Hati dengan Pengusaha Tenda “Tendaku” di Banyuwangi: Anang Pilih Uang Rp.5 Juta Daripada Nama Baik yang Dibangun Bertahun-Tahun

0
IMG-20251208-WA0095

BANYUWANGI, tnipolrinews.com – Pengusaha tenda “Tendaku” yang dikenal baik di kalangan warga Banyuwangi, Anang, baru-baru ini membuat konsumen dan masyarakat sekitar merasa kecewa akibat perilaku yang tidak bertanggung jawab. Kasus ini bermula dari pemesanan dekorasi tenda untuk acara pernikahan putri seorang pengusaha lokal, Ketut, yang putrinya bernama Olivea – momen spesial yang diharapkan berjalan lancar.
Senen, (8-12-2025)

Seluruh proses pemesanan dilakukan melalui Event Organizer (EO) ternama di kota, yang dioperasikan oleh Dani. EO Dani memiliki jaringan profesional, termasuk penata rias Gembul, tim fotografi berpengalaman, dan bagian dekorasi tenda yang diberikan kepada Anang dari Tendaku – pilihan yang diambil berdasar reputasi usaha yang terbukti.

Semua detail acara – jenis dan ukuran tenda, dekorasi tambahan (bunga, lampu, meja kursi), serta total biaya – telah disepakati jelas antara Ketut, EO Dani, dan semua pihak. Setelah persetujuan tercapai, Ketut segera membayar penuh biaya, termasuk Rp5 juta untuk jasa dekorasi tenda yang diterima Anang melalui EO Dani.

Namun, perubahan rencana tak terduga muncul: calon pengantin meminta agar resepsi diadakan di Jakarta, bukan Banyuwangi seperti awalnya. Ketut segera berkoordinasi dengan EO Dani jauh sebelum hari H (belum ada persiapan fisik dari sebagian vendor) untuk mencari solusi.

EO Dani kemudian mengusulkan kesepakatan adil: semua vendor akan mengembalikan uang dengan pemotongan 10 persen sebagai kompensasi waktu dan tenaga yang telah dikeluarkan. Proses pengembalian berjalan lancar dengan penata rias Gembul dan tim fotografi, yang menunjukkan sikap profesionalisme tinggi.

Anang dari Tendaku menjadi pengecualian. Meskipun disepakati hanya perlu mengembalikan Rp4 juta (setelah dikurangi Rp1 juta pemotongan), dia mulai menghindari panggilan dan pesan dari Ketut maupun EO Dani. Ketika akhirnya dapat dihubungi, dia menjanjikan pengembalian pada tanggal 6 Desember, tetapi sampai saat ini uang tersebut belum diterima.

Selama pencarian, Anang selalu memberikan alasan yang tidak masuk akal: seringkali tidak menjawab kontak, menyuruh hubungi administrasi tanpa memberikan nomor, dan enggan memberitahu alamat kantor atau usaha, sehingga sulit untuk bertemu tatap muka.

Tampaknya Anang lebih memilih memegang uang Rp5 juta ketimbang menjaga nama baik “Tendaku” yang dibangun selama bertahun-tahun. Reputasi yang sebelumnya terjaga kini tergantikan oleh keinginan mendapatkan keuntungan tidak adil, membuat Ketut merasa kecewa dan tertekan – terutama karena uang tersebut adalah tabungan yang disiapkan lama untuk pernikahan putrinya.

Banyak warga Banyuwangi yang mengetahui kasus ini juga terkejut, karena tidak menyangka pengusaha yang dipercaya akan bertindak sewenang-wenang. Kasus ini menjadi peringatan bahwa nama baik sulit dibangun tetapi mudah rusak, dan memilih uang atas kepercayaan konsumen akan berdampak buruk pada kelangsungan usaha jangka panjang.
(Mustakim & Hidayat)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *