Maret 14, 2025

Kegiatan Program Kerja Unggulan Perancangan Produk Tong Sampah Minim Asap Dari KKN Universitas Tidar (Tomas K-Tidar)

0

Pemalang, tnipolrinews.com | Kegiatan KKN dari Mahasiswa UNTIDAR Magelang Jawa Tengah, telah kami laksanakan pada Bulan Januari hingga Februari di Desa Cibelok kecamatan Taman kabupaten Pemalang.

Dibawah Dosen Pembimbing Dr. Dra. Eny Boedi Orbawati M.Si. melaksanakan tugas 3 program kerja (Proker) yaitu :
1-Pencegahan stunting dengan sosialisasi dan praktik pembuatan inovasi makanan dimsum ayam dengan toping ikan asap sebagai bentuk pencegahan stunting pada anak dan remaja yang dilaksanakan di PKD dan SDN 04 Cibelok.
2-Selanjutnya Proker pendidikan berupa Inovasi pembelajaran berbasis IT dan media konvensional di Paud Nurut Taqwa dan TK Pertiwi Cibelok.
2- Dan Proker unggulan berupa Pembuatan Tong Sampah Minim Asap KKN UNTIDAR yang berguna dalam meminimalisasi sampah yang ada di desa cibelok terutama sampah atau limbah rumah tangga terlebih dahulu, Hal tersebut disampaikan Baggi Aprilliansyah selaku Ketua Tim KKN didesa Cibelok, Senin 10 Februari 2025 usai dirinya dan tim bertugas KKN di desa setempat.

“Selanjutnya Proker tambahan berupa bimbel atau bimbingan belajar yang diadakan setiap hari selasa dan kamis dan proker pelayanan di posyandu”, terang Baggi Aprilliansyah.

Dalam hal ini kami dengan tim KKN yang beranggotakan 11 Personil :
1.M. Baggi Aprilliansyah S-1 Ekonomi Pembangunan selaku Ketua.
2.Lidia Faridah S-1 Pendidikan Biologi, Sekretaris.
3.Florensya Oktavia Br Sianturi
S-1 Pendidikan Biologi, Sekretaris.
4.Alda Alfiani S-1 Pendidikan Biologi, Bendahara.
5.Inayatul Aeni S-1 Pendidikan Biologi, Bendahara.
6.Anissa Karima Azzahra
S-1 Pendidikan Biologi, Humas.
7.Fajar Imam S-1 Teknik Sipil, Humas.
8.Gitavisma Findyanita S-1 Administrasi Negara, Sie Acara.
9.Abdan Nasuha S-1 Teknik Sipil, Sie Acara.
10.Hapi Nia Diniyati S-1 Ilmu Komunikasi, PDD.
11.Cindy Oktavianes Nugroho
S-1 Pendidikan Biologi, PDD.

Ditambahkan oleh Lidia Faridah bahwa kami sengaja berinisiatif membuat alat pembakar sampah, karena dilihat dari permasalahan yang ada di desa cibelok, masalah sampah sangat urgent sehingga perlu solusi untuk meminimalisir.

“Sekalipun Ide tong sampah inovatif TOMAS K-Tidar (Tong Sampah Minim Asap KKN Universitas Tidar) berasal dari ide dan beberapa riset yang telah dilakukan sesuai dengan permasalahan yang ada di desa tersebut, kemudian terciptalah suatu inovasi yang menghasilkan ide baru berupa tong sampah pembakaran yang asapnya minim daripada pembakaran konvensional yang menghasilkan asap banyak dan sangat berpotensi menimbulkan polusi udara”, ujar Lidia Faridah.

Dalam satu sesi acara, Gitavisma dan Abdan selanjutnya alat ini dibuat oleh Pak Caan, seorang tukang las dekat posko kami.

“Karena kami tidak memiliki alat yang memadai, kami meminta bantuan beliau untuk membuatnya di tempat las dengan mengikuti desain yang sudah kami rancang”, terang Florensya Oktavia Br Sianturi.

Dan kami dari tim Bendahara menghitung “Total biaya pembuatan alat ini sekitar Rp 450.000, termasuk bahan seperti drum bekas, baut baja ringan, jasa las, cat, dan lainnya. Pembuatan alat ini memakan waktu sekitar tiga minggu, termasuk perencanaan, persiapan bahan, perakitan, uji coba, dan finishing”, demikian keterangan dari Alda Alfiani.

Dikatakan juga oleh Gitavisma dan Abdan selaku Penggagas, “Bahwa dengan terciptanya alat ini punya keunggulan, bisa mengurangi emisi asap saat pembakaran sampah, lebih ramah lingkungan, mudah digunakan, dan dibuat dari bahan yang terjangkau, sekalipun alat ini hanya efektif untuk sampah kering dan kapasitasnya terbatas”.

“Kami hanya membuat 1 tong sampah minim asap tersebut karena karena jumlahnya terbatas untuk uji coba dan sosialisasi saja, dengan asa pakai alat ini tergantung pada perawatan, tetapi diperkirakan bisa bertahan beberapa tahun jika digunakan dengan baik”, tandas Gitavisma dan Abdan.

“Keberadaan alat tersebut sekarang di pergunakan di balai desa karena sudah ada penyerahan secara resmi kepada kepala desa Cibelok mengenai tong sampah minim asap tersebut.
Tentunya pihak Pemdes dan Masyarakat desa menyatakan bahwa alat ini bagus karena dapat meminimalisir terjadinya penumpukan sampah dan asap yang dihasilkan dari proses pembakaran lebih sedikit dibandingkan pembakaran terbuka”, jelas Hapi Nia Diniyati.

Sebelum menutup Wawancara, Cindy Oktavianes Nugroho juga menyatakan, “Kami berharap alat ini bisa membantu mengurangi polusi udara akibat pembakaran sampah, meningkatkan kesadaran masyarakat dalam mengelola sampah, dan dapat dikembangkan lebih lanjut agar lebih efektif dan dapat digunakan secara luas”, pungkas Cindy Oktavianes Nugroho. (Eko B Art).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *