Desember 13, 2025

Nahdiyin Banyuwangi, Bergerak Kembalikan Semua Permasalahan Ke Ad/Art Nahdatul Ulama

0
IMG-20251211-WA0181

BANYUWANGI, tnipolrinews.com – Polemik yang terjadi di internal Nahdlatul Ulama (PBNU) semakin menjadi perhatian dan disesalkan oleh kalangan dahdiyin (pendukung NU) di masyarakat, termasuk di Banyuwangi yang memiliki akar budaya dan keagamaan yang erat dengan organisasi Islam terbesar di Indonesia tersebut.

KAMIS, (11-12-2025). Yang menjadi perhatian khusus adalah kondisi di mana NU, yang seharusnya berperan sebagai pilar keberadaan umat dan pemimpin moral dalam menghadapi tantangan bangsa, justru terlihat sebagai “hiburan” bagi sebagian kalangan masyarakat bawah. Banyak di antara mereka menyaksikan konflik internal sebagai adegan perkelahian kekuasaan yang penuh dengan perselisihan, tuduhan saling menjelek-jelekkan, dan emosi yang diperkuat melalui media sosial serta percakapan liar di lingkungan sekitar.

Banyak nahdiyin di Banyuwangi mengungkapkan perasaan kesedihan dan kekecewaan. Mereka menyatakan bahwa NU yang mereka kenal adalah organisasi yang selalu berdiri di pihak kesejahteraan rakyat, mempromosikan kebahagiaan bersama, dan menjaga keharmonisan antarumat beragama – bukan yang terjebak dalam perebutan kekuasaan yang merusak citra.

Kondisi ini semakin memprihatinkan karena telah menimbulkan keraguan di masyarakat luas tentang soliditas NU, yang selama ini dikenal dengan prinsip wasathiyah (moderat) dan ukhuwah (persahabatan) sebagai landasan keberadaannya. Kedua prinsip itu seolah-olah tergeser oleh kepentingan individu, membuat nilai-nilai inti NU yang selama ini menjadi kekuatan pengikat semakin terasa jauh.

Keraguan ini juga berdampak pada peran NU sebagai mediator dalam konflik sosial dan politik. Banyak pihak yang dulunya melihat NU sebagai figur yang dapat dipercaya untuk menyeimbangkan kepentingan kini mulai meragukan kemampuannya. Hal ini menjadi tantangan serius bagi pimpinan NU untuk segera menyelesaikan polemik dengan cara yang damai dan sesuai ajaran Islam, memulihkan kepercayaan masyarakat, dan kembali memfokuskan diri pada tujuan aslinya: melayani umat dan membangun bangsa yang lebih baik.

Salah satunya Moh. Annas warga masyarakat kecil asli desa badean kecamatan blimbingsari banyuwangi yang asli embrio NU sangat kecewa dan mengecam keras sama figur oknum Kyai di struktural PBNU yang tidak sama sekali memberikan contoh etika keleadershipan organisasi ke ummat terkait polemik ini

Moh. Annas melihat dari kacamata keorganisasian pihaknya menyoroti serius bahwa sekelas oknum Kyai banyak yang mabuk jabatan tanpa adanya tabayyun terlebih dahulu yang dikedepankan.

Rois am PBNU tetap harus tunduk dengan ad /art tidk boleh dilawan itu aturan oraganisasi tegasnya.

Seharusnya ketum PBNU KH. Yahya staquf itu dipanggil dan diklarifikasi apa kesalanya, apakah beliau menyimpang dalam kepeminpinan dan tidak sesuai rel AD /ART NU , ini kan belum diklarifikasi seperti bola liar yang ada mengadakan rapat pleno untuk pembentukan Pj pengganti KH yahya staquf.

Moh annas juga menyesalkan NU yang dulu sudah hilang seharusnya tradisi NU itu suwan ke kyai sepuh agar ada petunjuk jelas ini bukan struktural saja yg dibangun tapi juga Ummat.

Klou tidak dikembalikan ke Ad/art lihat saja pasti ada dualisme yang berbeda pasti akan terjadi dan terbukti sekarang pj PBNU yaitu KH. Zulfa pengganti kH. Yahya staquf
(Mustakim & suyono)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *