Realita Kehidupan Dogma Tanpa Logika Oleh : Novi Heriyadi
Tnipolrinews.com |Berkaca pada peristiwa meninggalnya terduga pelaku pencurian yang dihakimi oleh massa beberapa malam lalu di Dusun Kebun Kelapa, Sukarame, kecamatan Talang Padang, kita semua bisa mengambil hikmah dari peristiwa ini.
Tergerak oleh atas nama solidaritas dan empati dimana katanya telah terjadi pencurian oleh terduga pelaku terhadap seorang yang katanya bergelar “HABIB” yang berasal dari Dusun setempat.
Diawali dengan persekusi oleh para muhibbin, terduga pelaku bukannya diserahkan ke Polsek atau pihak penegak hukum tetapi malah dibawa ke kediaman si Habib, yang mana saat itu massa yang sudah ramai secara spontan bertindak main hakim sendiri yang berujung meninggalnya terduga pelaku. Sekarang perkaranya telah ditangani oleh pihak kepolisian.
Yang akan kita bahas dalam hal ini adalah:
Mengenai fenomena dogma yang saat ini kerap terjadi di masyarakat kita, dimana dogma atau doktrin buta tanpa logika tersebut sering menjerumuskan masyarakat kita kedalam sebuah persoalan. Fanatisme tanpa rasional, idealisme bertopeng rasa solidaritas menyebabkan orang tergerak melakukan apapun.
“Pelajaran yang harus kita ambil adalah hendaknya kita jangan cepat mengambil kesimpulan atas sebuah hal atau peristiwa, terlebih kesimpulan itu belum tentu benar, dan kita terlanjur bertindak hanya karena didasari oleh dogma, atas nama solidaritas, empati atau idealisme semata”. Himbau Novi. Selasa (7/1/2025.
Sudah seharusnya kita mulai hati-hati dan bijak dalam menerima setiap informasi, agar tidak salah dalam mengambil kesimpulan dan langkah. Terlebih di era sekarang dimana istilah solidaritas, empati, kebersamaan hanya merupakan ” Slogan dan Dongeng Pergaulan”. (*)