Oktober 8, 2025

Tidak Adanya Pengawasan dari Pimpro Dinas PU Pengaira di Proyek Pembangunan Saluran Irigasi Tidak Sesuai Spesifikasi Diduga Ada Konspirasi

0

 


Banyuwangi//TnipolriNews.com –

banyaknya dugaan proyek irigasi bermasalah di banyuwangi, yang mana pekerjaan pembangunannya menyimpang dari standar teknis yang telah ditetapkan dalam kontrak, yang dapat disebabkan oleh penggunaan material yang salah, pengerjaan asal-asalan, sehingga berpotensi merugikan keuangan negara dan masyarakat petani yang bergantung pada irigasi tersebut.

salah satu Proyek pembangunan irigasi yang tidak sesuai spek yang ada di jln tegal arum, keluarahn penataban, Kecamatan giri, Kabupaten banyuwangi, diduga tidak dikerjakan sesuai standar teknis dan spesifikasi yang telah ditentukan.jum,at: //3/10/2025//

Pekerjaan ini dikerjakan oleh CV favathai dengan berdasarkan kontrak/SPK senilai Rp 197.637.000 dengan masa kerja 60 hari kalender dan sesuai anggaran Apbd kabupaten banyuwangi thn 2025.

Saat dikonfirmasi pekerjaan yang tidak sesuai spesifikasi/petunjuk teknis, rudi sebagai pelaksana dari cv favathai enggan menjawab dan kesannya berbelit belit.

saat kami juga menanyakan salah satu pekerja yang enggan di sebut namanya, apakah ada Pimpinan Proyek (Pimpro) dari Dinas PU Pengairan tidak pernah ada di lokasi proyek, jawabnya.

“Kurangnya pengawasan dan kontrol terhadap pelaksanaan proyek, Risiko terjadinya penyimpangan atau kecurangan dalam pelaksanaan, Pimpro harus melakukan cek lokasi proyek secara rutin untuk memastikan pelaksanaan proyek sesuai dengan rencana.

Pimpro harus memantau kemajuan proyek dan mengidentifikasi potensi masalah sejak dini, dan Pimpro harus bekerja sama dengan tim proyek dan stakeholder lainnya untuk memastikan proyek berjalan lancar dan sesuai dengan standar.

sesuai program presiden dengan konsep suadaya pangan, di bidang irigasi adalah upaya untuk meningkatkan ketersediaan dan aksesibilitas air bagi pertanian, sehingga dapat meningkatkan produksi pangan dan mengurangi risiko kekeringan. Meningkatkan ketersediaan air bagi pertanian untuk meningkatkan produksi pangan.Meningkatkan ketersediaan air bagi pertanian untuk meningkatkan produksinya.

“Mengurangi risiko kekeringan dan meningkatkan ketahanan pangan masyarakat, Meningkatkan efisiensi penggunaan air dalam pertanian.”


Untuk mencapai tujuan tersebut tentunya pembangunan saluran irigasi harus memenuhi Spesifikasi teknik konstruksi saluran irigasi seperti persyaratan detail mengenai bahan, metode pelaksanaan, standar kualitas, dan produk akhir yang harus dipenuhi dalam pembangunan atau perbaikan saluran irigasi untuk memastikan fungsionalitas, durabilitas, dan tujuan proyek tercapai.

“Dalam melakukan pekerjaan penggalian harus sesuai dimensi yang ada pada gambar kerja dan pekerjaan pemasangan batu yang menggunakan pencampuran semen, pasir dan air untuk untuk menjadi mortar, kemudian digunakan untuk memasang batu juga harus sesuai standar nasional Indonesia. Sepertinya hal tersebut tidak dilakukan oleh cv yang melaksanakan kerja.

Dalam pantauan media Tnipolri News com dilapangkan menemukan kejanggalan dalam pelaksanaan pekerjaan proyek saluran irigasi yang di Dugaan pekerjaan galian tanah yang tidak sesuai dengan gambar kerja sampai pencampuran semen pasir dan air (mortar) yang tidak sesuai standar nasional Indonesia. Galian tanah untuk pondasi yang seharusnya sedalam 30 cm dan lebar 40 cm hanya digali lebih kurang hanya berkedalaman 20 cm dan lebar 30 cm.

Setelah awak media menghimpun data dan informasi di lokasi pembangunan irigasi, diduga tidak sesuai petunjuk teknis dalam pengerjaan tidak sesuai rab dan erkaes dari dinas pu pengairan.

“menemukan mortar yang digunakan untuk pasangan batu yang tercampur dengan lumpur. Tentunya hal tersebut sangat mempengaruhi kualitas kontruksi bangunan dan berpotensi menimbulkan kerugian negara.
Pungkasnya.
//Mustakim-Hidayat//

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *