Februari 17, 2025

KOREA BAS; “SOLUSI ITU BERNAMA SUBANDI”

0

TNIPOLRINEWS.COM –

BAS (Bolone Abah Subandi) adalah sekumpulan anak muda yang memiliki kepedulian yang sama terhadap situasi Sidoarjo. Dalam perjumpaan forum mereka, banyak hal yang sering dikupas, terkadang mengenai hobi, pekerjaan informal, problem yang dihadapi masyarakat kecil atau sekedar diskusi kebijakan pemerintah. Kritis jika boleh dikata demikian.
Kumpulan ini lahir dari dialektika perkawanan yang akrab. Saling berbeda latar profesi namun sering bertemu dalam gagasan. Sangat sederhana. Mereka kerap bersua dalam setting warung kopi kaki lima. Bagi BAS saling berbagi informasi adalah solusi untuk menjadi cerdas. Ada pertukaran makna dalam komunikasi mereka. Ikhwal demikian juga kerap berlanjut dalam obrolan maya di ruang grup Whatsapp mereka.
Sebagai jargon guyonan, mereka sering menyebut diri sebagai “Korea”. Nampaknya terinspirasi dari konten sosok Bambang Pacul, figure publik asal Jawa Tengah besutan PDI-P yang kondang akhir-akhir ini dengan istilah Korea. Bukan latah sebab demam kultur kontemporer Korea dalam narasi budaya pop masa kini. Kata Korea bukan lekat dengan gegap gempita grup boy band, drama Korea, kiprah Megawati Hangestri bermain voli dalam tim Red Spark, atau disandarkan pada negara berhaluan komunis Korea Utara pimpinan Kim Jong-un. Dilansir dari portal derapjuang.id, menurut Bambang, memang secara historis istilah Korea berdasarkan cerita orang-orang Jawa dahulu yang mengacu pada militansi tinggi pasukan Jepang yang berasal dari negara Korea.
Masih meminjam terminologi mentalitet Korea versi Bambang Pacul, Korea adalah sebuah semangat juang untuk menemukan jalan keluar. Melalui perjalanan hidup dari nol untuk kemudian mencari peluang sehingga bisa “melenting” (Jawa-red) yang artinya terus bergerak menuju ke atas dengan tujuan hidup yang dipegang teguh. Ditambahkan Bambang, bahwa Korea sejati bisa menghitung resiko maksimal sekaligus mampu menunjukkan perlawanan. Menurut hemat penulis, motivasi tersebut lebih pas jika dianalogikan sebagai usaha berikut tekad seseorang untuk bisa maju dan berkembang sekaligus siap dengan segala resikonya.
Kembali membahas positioning BAS, sebagai bagian dari dinamika publik Kabupaten Sidoarjo. Seperti yang sudah dijelaskan pada tulisan yang lalu, sebagai bagian dari warga Sidoarjo, kumpulan ini pernah mengalami fase di mana kegelisahan pernah dirasakan bersama, hingga menjadi PR yang harus segera dijawab. PR mendesak mengenai kepemimpinan Sidoarjo. Sudah bukan rahasia, tiga kali berturut-turut kepemimpinan kepala daerah Sidoarjo kesandung korupsi. Sebuah mimpi buruk, menjadi pergunjingan nasional dan akan meninggalkan aib berkepanjangan. PR yang harus dijawab dengan kemunculan pemimpin Sidoarjo yang lebih baik. Sekumpulan anak muda ini kemudian memberanikan diri ikut mencari solusi bagi Sidoarjo.
Setelah pergumulan diskusi yang panjang, mereka menemukan sosok Subandi yang saat ini menjabat sebagai Wakil Bupati Sidoarjo. Bagi mereka Subandi adalah figur yang pas untuk memimpin Sidoarjo. Dianggap pas karena beberapa alasan, pertama sosok Subandi adalah representasi dari rakyat seperti pada umumnya, sebagai yang kedua bahwa karier politik Subandi memang berangkat dari bawah (pernah menjabat kepala desa Pabean, Kecamatan Sedati kurun dua periode; 2008 – 2014 dan 2014 – 2018). Ketiga, memiliki karier politik yang cemerlang. Sejak saat itu nama Bolone Abah Subandi (BAS) disematkan untuk nama kumpulan ini. Bolone (Jawa-red) berarti kawan/temannya, dan mereka lebih akrab memanggil idolanya tersebut dengan sebutan Abah Subandi.
Ketika dominasi seluruh dukungan kekuatan politik lokal Sidoarjo masih kuat berada dibelakang kekuasaan Bupati saat itu, BAS sudah tegas memilih di mana dukungan harus nyata berada. Mereka berani melawan arus dengan tidak mendukung pemimpin yang terindikasi terduga korup. Bagi BAS, upaya memunculkan kepemimpinan alternatif adalah jawaban. BAS lantang memberi dukungan dan sesuai kemampuannya BAS siap menyokong figur Subandi sebagai calon pemimpin masa depan Sidoarjo. Saat itu situasinya masih nampak gamang karena dinamikanya belum memungkinkan. Namun BAS dengan jiwa-jiwa Korea-nya berasa optimis akan ada jalan untuk terus membersamai langkah Subandi dengan resiko apapun.
Optimisme BAS menemukan muaranya, ketika GM pemimpin yang berkuasa saat itu telah dimajukan statusnya menjadi tersangka kasus dugaan korupsi pemotongan dan penerimaan dana insentif hak ASN BPPD Sidoarjo (16/4). Harapan muncul sebagai kemenangan rakyat Sidoarjo. Sedikit demi sedikit kekuatannya otomatis terlucuti. Para punggawanya entah kemana dan mulai bubar tidak teratur. Drama mangkir dari pemanggilan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ikut mewarnai dengan alasan sakit dan opname di Rumah Sakit Sidoarjo Barat (19/4). Seperti pada umumnya, diduga ada maksud menghindari penyidikan.
Momen hari ketika Subandi dan Mimik Idayana mendaftarkan diri untuk maju sebagai bakal calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Sidoarjo di kantor DPC Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Sidoarjo. Kabar ini merupakan jawaban atas optimisme akan munculnya kepemimpinan yang lebih baik (29/4). Tahapan demi tahapan bisa dilalui dengan baik. Masih akan ada proses yang akan dijalani. Perjuangan BAS bersama masyarakat Sidoarjo belum berhenti dan babak baru masih akan dimulai. Babak di mana pasangan ini harus dikondisikan bisa menang satu putaran. Sebuah PR baru yang akan dilakoni dengan rasa optimisme yang solid dan terukur.
Kesimpulan dari tulisan ini, antara lain; bahwa sejak awal artikulasi BAS adalah simbol dari rasa ketidakpuasan atas problem korupsi yang tiga kali berulang dan menjangkiti kepemimpinan Sidoarjo. BAS hanya sekumpulan anak muda dari rakyat biasa, memiliki jiwa Korea dan kepedulian sosial. BAS menisbatkan diri sebagai bagian dari perjuangan sosok Subandi yang sederhana. BAS akan berusaha terus ada hadir bagi problem-problem yang dihadapi publik Sidoarjo. Bagi BAS, Subandi adalah simbol integritas dalam wacana baru kepemimpinan Kabupaten Sidoarjo hari ini. Sebuah solusi untuk kepemimpinan Sidoarjo telah ditemukan dan harus dimenangkan oleh rakyat Sidoarjo. Sidoarjo akan berbenah. Yakin merdeka 100% !!!

Penulis:
Tias Satrio Adhitama, M.A.
Akademisi FDK UINSA, Pemerhati Sosial Keagamaan dan Tinggal di Sidoarjo

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *